DATA SEBARAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) PROVINSI GORONTALO BULAN JANUARI-DESEMBER TAHUN 2020

Blog ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Lingkungan dan Kebencanaan.

Dosen Pengampu Bapak Supriyadi, S.Kel., M.Han.

SEBARAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL)  PROVINSI GORONTALO DENGAN METODE PENGINDERAAN JAUH SATELIT AQUA MODIS_ NASA



PROVINSI GORONTALO

    Provinsi Gorontalo terletak antara O° 19' — 1° 15' Lintang Utara dan 121° 23' — 123° 43' Bujur Timur. Wilayah provinsi ini berbatasan langsung dengan dua provinsi lain, diantaranya Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah Barat dan Provinsi Sulawesi Utara di sebelah Timur. Sedangkan di sebelah Utara berhadapan langsung dengan Laut Sulawesi dan di sebelah Selatan dibatasi oleh Teluk Tomini.

    Luas Provinsi Gorontalo secara keseluruhan adalah 11.967,64 km2. Jika dibandingkan dengan wilayah Indonesia, luas wilayah provinsi ini hanya sebesar O,63 persen.


SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL)

    Suhu Permukaan Laut (SPL) / Sea Surface Temperature (SST) adalah suhu perairan yang memiliki jarak dekat dengan permukaan lautan. Arti dari permukaan bisa berbeda, disesuaikan dengan metode pengukuran, tetapi ada di antaranya 1 milimeter (0,04 in) dan 20 meter (70 ft) di bawah permukaan laut. Massa udara di atmosfer bumi dimodifikasi oleh suhu permukaan laut dalam jarak terdekat dari pantai. Suhu permukaan laut yang hangat penyebab terjadinya siklogenesis tropis di samudra bumi, dan topan tropis menyebabkan terjadinya udara dingin, karena adanya gejolak percampuran suhu 30 meter (100 ft) di atas permukaan laut. Variasi suhu permukaan laut akan lebih sedikit ketika arus angin lebih besar dibandingkan keadaan lebih tenang atau angin lebih sedikit. Selain itu, arus laut seperti Atlantic Multidecadal Oscillation (AMO), dapat memengaruhi suhu permukaan laut pada skala waktu multi-dekade. Temperatur laut yang berkaitan dengan kandungan panas laut, topik yang sangat penting dalam studi pemanasan global.


SATELIT CITRA AQUA


    Aqua (dalam Bahasa Latin artinya air) merupakan satelit milik NASA yang diluncurkan pada tanggal 4 Mei 2002. Sebelumnya satelit Aqua didisain untuk mengamati bumi selama 6 tahun saja namun kini sudah melebihi dari tujuan awal dan diprediksi masih akan beroperasi dengan baik hingga tahun 2020an. Satelit ini membawa enam instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai siklus air di Bumi termasuk penguapan dari lautan, uap air di atmosfer, awan, curah hujan, kelembaban tanah, es laut, es tanah, dan penutup salju di daratan dan es. Keenam instrumen itu adalah AIRS, AMSU, CERES, MODIS, AMSR-E, dan HSB. Satelit ini memiliki orbit Ascending node (Terra) sun-synchronous, near polar, circular.




Sebaran Suhu Permukaan Laut Provinsi Gorontalo Jan-Des 2020






Januari 2020

Februari 2020

Maret 2020

April 2020

Mei 2020

Juni 2020

Juli 2020

Agustus 2020

September 2020

Oktober 2020

November 2020

Desember 2020


    Berdasarkan peta hasil pemetaan sebaran Suhu Permukaan Laut (SPL) di Provinsi Gorontalo di atas menunjukkan pola persebaran  tertinggi terjadi pada bulan Mei, November dan Desember 2020, ditandai dengan warna orange tua yang mendominasi wilayah Provinsi Gorontalo yang menandakan wilayah tersebut memiliki persebaran suhu  permukaan laut dengan temperature yang tinggi. Pola persebaran Suhu Permukaan Laut terendah terjadi pada bulan Februari dan Maret 2020, ditandai dengan warna orange yang lebih mendominasi wilayah persebaran Suhu Permukaan Laut (SPL) Provinsi Gorontalo.

    Beberapa faktor yang mempengaruhi suhu permukaan di antaranya; kondisi musim (iklim), angin, serta fenomena yang terjadi di laut seperti upwelling, arus, dan lain-lain. 


SUMBER :

Koto, A. G. (2016). Analisis Suhu Permukaan Kota Gorontalo dan Sekitarnya Menggunakan Saluran Thermal Citra Landsat 7 ETM+. RADIAL: Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa dan Teknologi4(1), 1-7.

Tomini, T. Analisis Distribusi Suhu Permukaan Menggunakan Data Citra Satelit Aqua-Modis dan Perangkat Lunak Seadas di Perairan.

Syaifullah, M. D. (2015). Suhu Permukaan Laut Perairan Indonesia dan Hubungannya dengan Pemanasan Global. Jurnal Segara11(2), 103-113.






































Komentar

Posting Komentar